Beberapa waktu lalu saya memang sedang menjual mobil saya melalui iklan di internet dan koran poskota. Salah satu resiko yang harus kita hadapi ketika kita memajang nomor telpon di internet adalah kita harus siap dengan resiko telpon/sms penipuan.
Sudah banyak SMS yang masuk ke saya dengan bahasa yang kurang lebih begini:
"Saya sudah cocok dengan harga mobil yang anda jual, tolong hubungi suami/saudara saya di nomor sekian sekian sekian..."
Ya format bahasa kurang lebih sama hanya saja diganti objek orang yang harus dihubungi dan nomor telfonnya.
Sudah jelas ini penipuan, seandainyapun saya iseng nelfon ke nomor yang dicantumkan, pasti ujung-ujungnya diarahkan ke ATM untuk dikuras isi rekening kita. SMS yang seperti ini tidak saya tanggapi. Eh, sebentar... Pernah sih saya balas sekali: "Datang aja lihat dulu barangnya".
Ya sudah jelas tanggapannya, tidak ada balasan lagi dari si pengirim SMS. Lagipula aneh juga, baru sekedar lihat di iklan, apalagi iklan baris koran, tiba-tiba SMS asal bilang cocok saja, mana kita yang harus menghubungi pula.
Yang agak mengecoh ada satu SMS yang format bahasanya jauh berbeda.
(Catatan: Sementara ini abaikan dulu SMS saya tentang nomor rekening).
SMS tersebut datang pada hari yang sama pada saat saya mengiklankan mobil saya di koran Pos Kota. Ada sedikit keraguan, SMS tersebut terkesan yakin sekali dengan kondisinya. Saya berfikir positif saja mungkin orang ini melihat dari iklan di internet, yang memang saya deskripsikan dengan lengkap kondisinya.
Berjualan online bukanlah hal yang baru bagi saya. Setiap barang yang saya jual di media internet baik itu barang baru ataupun bekas akan saya jabarkan sedetil mungkin. Terlebih lagi untuk barang kondisi bekas saya akan tambahkan detil kekurangannya, agar orang yang menyempatkan waktu dan datang dari jauh tidak kecewa. Urusan jadi atau tidaknya transaksi itu urusan belakangan, yang penting jangan mengecewakan orang lain.
Setelah berbagai pertimbangan dan menghilangkan keraguan atas SMS penipuan, akhirnya saya balas orang tersebut. Yaaaa, standar bahasa SMS saya ke setiap orang yang bertanya melalui SMS. Beberapa jam kemudian orang tersebut (Dr. Agung) menelfon saya, kurang lebih percakapannya seperti ini:
- Dr. Agung: "Selamat siang, saya Dokter Agung. Mau menanyakan mobil yang bapak jual masih ada?"
- Saya: (dalam hati berkomentar, wah PD banget ini orang dengan gelarnya Dokter. Saya juga punya banyak teman Dokter rasanya biasa saja dengan gelar Dokternya, tidak pernah menyelipkan Dokternya sebelum nama) "Selamat siang, masih ada pak"
- Dr. Agung: Kebetulan saya berminat, tapi saya tidak bisa datang ke tempat bapak. Saya sudah cocok dengan kondisi mobilnya dan harganya. Kalau boleh ditahan dulu sampai lusa karena saya baru bisa ke tempat bapak lusa."
- Saya: "Ya tidak masalah sih, tapi seandainya sebelum lusa sudah ada yang beli saya akan lepas ke pembeli yang tercepat saja"
- Dr. Agung: "Kalau ngga begini aja Pak, saya DP dulu tiga juta, nanti sisanya saya kasih Bapak delapan puluh juta waktu saya ke tempat Bapak"
- Saya: (dalam hati berkomentar, wah baik sekali orang ini, sudah tidak nawar mau kasih uang duluan pula). "Bapak apa ga sebaiknya lihat dulu saja? Lokasi Bapak dimana?"
- Dr. Agung: "Tidak apa-apa pak, kebetulan saya sudah cocok, tolong SMS nomor rekening Bapak sebentar lagi saya transfer. Kebetulan saya tinggal di Bintaro juga"
- Saya: "Oke saya SMS nomor rekening saya sebentaar lagi" (lalu mengucapkan terima kasih dan menutup telfon).
Wah, baik betul si Dokter Agung ini. Sudah tidak nawar, belum pernah ketemu, mau asal kasih uang pula. Tapi saya tidak asal senang dulu, tetap santai dan kalem. Cek kembali nomor telfonnya di internet, siapa tahu masuk ke dalam nomor blacklist. Ternyata hasil pengecekkan di internet kurang membawa hasil yang memuaskan. Memang ada sih nomornya, tapi kok nomor mengiklankan diri sebagai pijat pria panggilan ya? Dan spamming di halaman komen facebook orang-orang?
Jika dilihat dari internet nomornya dipakai oleh si pijat pria itu terakhir pada tahun 2011. Mungkin orang tersebut sudah naik pangkat dan alih profesi dari Pijat Panggilan Pria menjadi seorang Dokter, atau mungkin saja nomor tersebut sudah lama tidak aktif lalu didaur ulang oleh pihak operator dan dibeli oleh Dokter Agung ini. Banyak kemungkinannya.
Akhirnya saya SMS nomor rekening saya ke Dokter Agung tersebut. Tapi sebelumnya saya kosongkan dahulu rekening saya (dipindahkan ke rekening bank lain lebih tepatnya). Sebagai antisipasi saja, takutnya ternyata si Dokter Agung ini adalah hacker tingkat tinggi yang bisa menguras isi rekening dengan hanya mengetahui nomor rekening saja, ya siapa yang tahu, tetap harus waspada.
Tidak beberapa lama setelah saya SMS nomor rekening, Dokter Agung pun menelfon saya mengatakan bahwa sudah ditransfer via ATM tiga juta ke rekening saya. Saya hanya jawab singkat "Oke pak saya cek dulu".
Jaman serba mudah, dengan HP yang mudah mengakses internet tentu saja tidak sulit untuk mengecek mutasi saldo, apakah sudah ada dana yang masuk atau belum. Dan seperti yang sudah diduga, tidak ada dana masuk sama sekali. Lalu saya SMS Dokter Agung tersebut bahwa dana belum masuk. Sepertinya hal ini yang sudah diharapkan oleh Dokter Agung tersebut, si Dokter Agung tersebut langsung menelfon saya (mungkin akan lain halnya kalau saya bilang bahwa dananya sudah masuk, mungkin akan terjadi momen keheningan), kurang lebih percakapannya seperti ini:
- Dr. Agung: "Pak maksudnya bagaimana ya? Kok dananya belum masuk? Saya sudah transfer lewat atm ini Pak?" (dengan nada terdengar panik)
- Saya: "Ya, saya tidak tahu, saya cek di internet banking tidak ada dana yang masuk, ini saya lagi lihat internet bankingnya. Kalau engga gini aja, saya smsin alamat email saya, bapak email ke saya bukti transfernya"
- Dr. Agung: "Waduh pak, saya pakai hp lama tidak bisa email. Tolong bapak bisa cek dari atm, saldo saya sudah berkurang ini pak"
- Saya: "Ngapain saya harus cek atm? Hari gini cek saldo bisa pakai internet banking. Bapak kalau mau nipu saya untuk ngarahin saya ke atm lebih baik bapak cari korban lain aja"
(dan telfonnya langsung ditutup oleh Dokter Agung).
Dalam hati saya tertawa, maunya sih ingin ngerjain lebih lanjut, tapi saat ditelfon posisi saya sedang Buang Air Besar. Mengganggu konsentrasi dan kenikmatan Buang Air Besar adalah suatu hal yang tidak dapat ditolerir bagi saya, jadinya saya terpaksa mengakhiri pembicara dengan kalimat seperti itu.
Setelah selasai urusan Buang Air Besar, saya pun melakukan ritual bersih-bersih... (sepertinya hal ini tidak usah diceritakan lebih lanjut), maksudnya saya pun mencari informasi penipuan berkedok membeli mobil dan ternyata banyak yang mengalami hal yang serupa. Sebagian besar sih justru si korban yang mengerjai si penipunya, tapi walaupun begitu rupanya si penipu tidak kapok juga.
Pada intinya adalah mereka (si penipu) berpura-pura minat dengan mobil yang dijual, lalu bilang akan transfer dana untuk booking/tanda jadi. Si penipu memang mengharapkan calon korban untuk menghubungi kalau dana belum masuk, lalu kemudian akan diminta datang ke atm. Ketika sudah datang di atm lalu korban akan diajak conference call dengan orang yang mengaku CS Bank. Nah disinilah jurus penipuannya beraksi, entah itu hipnotis jarak jauh atau bagaimana sehingga korban bisa diarahkan untuk memencet kombinasi angka yang justru akan menguras isi rekening kita.
Saya ingin berbagi sedikit tips agar kita dapat terhindar dari penipuan yang serupa:
1. Pastikan kita mendaftar internet banking atau minimal sms banking. Jadi apabila ada yang mengaku transfer kita bisa mudah mengeceknya tanpa harus susah payah ke atm. Mendaftar internet banking sangat mudah dan gratis, apabila kita bukan nasabah yang aktif sehingga tidak butuh token. Minimal aktifkan internet banking untuk sekedar melihat mutasi saldo.
2. Sebaiknya punya lebih dari satu rekening bank. Apabila kita ingin memberikan nomor rekening kita ke orang asing yang mencurigakan kita bisa sebelumnya memindah isi saldo kita ke rekening bank yang satu lagi. Ya seandainya kita apes terhipnotis atau tertipu, ya silakan saja menguras sisa rekening yang tinggal beberapa ribu rupiah.
3. Tetap tenang. Jangan tergiur dengan hal-hal yang terlampau mudah. Seperti halnya tiba-tiba ada orang yang tidak dikenal mau transfer dahulu tanpa melibatkan sebuah transaksi.
4. Kerjain si penipu dengan memperlama komunikasi, kita tidak mengharapkan si penipu akan bertobat saat itu juga, tapi minimal kita bisa menguras pulsa si penipu. Atau jika sudah tahu akan ditipu dengan hal yang sama, konfimasikan saja kalau dana sudah masuk, hal ini akan mempersingkat komunikasi dan membuat momen keheningan yang canggung bagi si penipu.
Semoga hal-hal tersebut di atas dapat berguna.
Salam
Nice info pak, untung saya baca coretan bapak. Sehingga terhindar dari modus penipuan tersebut
ReplyDeleteTerimakasih pak Edi komentarnya. Mungkin bisa dibantu cerita pengalamannya di kolom komentar ini, supaya dapat bermanfaat pengalamannya bagi pembaca yang lain
DeleteMisi om. Mau minta pendapat ny om. Saya pasang iklan jual motor. Kalo calon pembeli minta fotoin stnk. Ada kmungkinan tipu ga om. Terima kasih
ReplyDeleteWalaupun banyak penjual yang mau foto stnk, tapi bagi saya ini dokumen sensitif untuk di share.
DeleteKalau pembelinya niat transaksi dia pasti akan menemui penjualnya.
Atau jika memang terpaksa kirim foto stnk, fotonya sebagian aja ga usah semua halaman stnk terfoto
Haha... Iya mas bnr skali penipuan... Sy baru sj mengalaminya td mlm, ceritanya mirip skali, cma sy sempat d tanyai saldo rek terakhir brp, ta jwb aj "ngapain sy hrs nyebutin saldo akhir sy, itu kan privasi sy" orangnya mkin nyolot, bagaikan orang yg sdh kehilangan ang yg dia transfer lewat mimpi.. Haha.. Untung sy ttp waspada... Thanks ya mas mau berbagi pengalamannya
ReplyDelete