Monday 18 May 2015

Track Hutan UI, Riwayatmu Kini....

Sudah lama sekali saya tidak bersepeda di track hutan UI, padahal dulu (mungkin kurang lebih mulai dari tahun 2007-2010) track ini merupakan track favorit saya. Karena pada waktu itu jaraknya yang relatif dekat dengan rumah. Ketika masih kuliah saya selalu main ke sini menjelang sore atau ketika sudah bekerja main di track hutan UI pada weekend sore. Saya selalu bermain pada sore hari karena kondisi tanah cukup kering setelah terpapar sinar matahari sepanjang siang. Kalau bermain di pagi hari, memang udara cukup segar, bahkan berkabut jika udara sedang dingin, tapi justru membuat tanah menjadi licin dan tidak nyaman untuk bermain sepeda di dalamnya. Pada waktu itu ada saja yang bermain di track tersebut, setiap sore pada hari biasa paling tidak ada 5-10 pesepeda yang bermain, entah bermain di mangkoknya (Dirt Jump) atau di track obat nyamuk (XC). Saya sendiri paling suka dengan track obat nyamuknya karena perpaduan tanjakan, turunan dan tikungan yang cukup teknikal. Kalo di mangkoknya jujur saya masih belum berani, hehehe...

Namun setelah menikah dan pindah rumah, saya sudah tidak pernah main di track tersebut. Selain jaraknya yang menjadi jauh, waktu dan sepedanya juga tidak ada. Waktu berlalu, sekarang saya sudah memiliki waktu dan sepeda gunung. Siang ini saya mau mencoba track tersebut.

Walaupun berangkat dari rumah siang, tapi sampai kampus UI menjelang sore, sekitar jam 3 sore. Waktu yang tepat sebenarnya untuk bermain di dalam track hutan UI. Apalagi jika cuaca sedang carah, kondisi tanah pasti kering dan suasana di dalam tracknya tidak terlalu gelap. Berhubung akses jalan menuju track yang selalu diportal, maka mobil saya parkir di parkiran dekat stadion dan saya gowes sedikit ke dalam tracknya. Pilihan yang paling dekat dan tidak melanggar rambu dilarang parkir.

Saya cukup kaget melihat akses samping portal yang di kawat duri cukup panjang, sehingga saya harus sedikit memanggul sepeda. Mungkin untuk antisipasi agar motor tidak banyak melanggar jalan ini.


Sampai di lokasi ternyata tidak ada satupun pesepeda yang terlihat, hanya saya sendiri. Agak ganjil sih, mengingat dulu kurang lebih jam segini pasti ada aja pesepeda yang sedang main. 


Kondisi mangkok walaupun masih bisa dilalui, tapi rasanya kurang aman untuk bermain Dirt Jump 


Sayapun mencoba masuk ke dalam. Seperti biasa (seingat saya), saya start di track mangkok, menyusuri beberapa ruas single track sebelum akhirnya masuk ke area danau dan track obat nyamuk. Tapi tadi ketika saya mencoba single track di jalur mangkok rupaya banyak yang berubah, selain single tracknya hilang tertutup daun-daun kering dan cabang-cabang pohon yang patah, serta banyak tertutup oleh sampah. Jika tertutup oleh daun-daun kering dan cabang-cabang pohon yang tumbang saya kira masih dimaklumi, ya seperti ini kurang lebih kondisi hutan. Tapi kalau sampai tertutup oleh sampah itu kok kebangetan sekali ya?



Saya mengambil kesimpulan bahwa single track ini sudah tidak dapat dilewati lagi, karena banyaknya sampah. Akhirnya saya memutuskan untuk memutar dan mencoba track mini downhill sebelum masuk ke track obat nyamuk. Track mini downhill ini hanya berupa turunan singkat dari kanstin trotoar lalu masuk ke dalam single track, dan didalamnya ada sekitar 2 buah berm dan beberapa drop kecil dan saya lihat ada tambahan gap. Oleh karena kontur hutan UI yang bukan pegunungan, oleh karena itu di mini downhill ini kita dituntut untuk pedaling agar bisa melibas berm dan drop dengan optimal. Tapi kondisi mini downhill yang saya lihat tadi agak berbeda jauh dengan yang terakhir saya main dulu. Kondisi berm dan dropnya banyak yang sudah terkikis. 


Setelah cukup puas melihat-lihat kondisi track mangkok dan mini downhill saya melanjutkan ke track obat  nyamuk. Beberapa penunjuk arah masih terlihat menempel di pohon. Kondisi single track juga kurang lebih sama dengan yang terakhir saya main. Terlihat masih banyak bekas tapak ban sepeda, pertanda bahwa track ini masih lumayan sering dilalui. Tapi sayang kondisi track di track obat nyamuk ini banyak terpotong oleh pohon tumbang, yang mengakibatkan jarak track terpangkas cukup banyak. Cukup mengganggu juga sih, baru lumayan dapat speed lalu tiba-tiba dihadang pohon tumbang.




Sebenarnya jika terkumpul tenaga dan bahan yang cukup, pohon-pohon tumbang yang melintang tersebut bisa dijadikan obstacle semacam drop atau jembatan kayu (ala-ala North Shore).

Kondisi single track yang sempit membuat handle bar saya dengan panjang 785mm sering menyangkut di semak-semak. Memang, bermain di track hutan UI ini cocoknya dengan sepeda XC race dengan handle bar tidak terlalu panjang (di bawah 700mm lah). Sepeda Freeride dengan suspensi panjang sepertinya tidak cocok untuk bermain di track hutan UI. Bisa aja sih, tapi kurang nyaman dan tidak efisien. 

Memasuki area dekat danau kita akan disuguhi oleh pemandangan yang tidak mengenakkan. Jika di depan kita sudah disuguhi oleh sampah-sampah yang menutup single track. Kali ini kita akan disuguhi lebih banyak sampah lagi. Mulai dari sampah bekas bungkus makanan, sampah plastik (beraneka macam plastik, mulai plastik kresek, plastik bungkus mie instan, plastik sabun cuci pakaian, plastik penyedap rasa dan plastik-plastik bungkus lainnya), hingga yang paling aneh adalah sampah celana kolor, dan jumlahnya cukup banyak. 






Ya cukup menyedihkan dan ironis memang, Hutan Kota yang fungsinya sebagai paru-paru kota malah tanahnya dijadikan tempat pembuangan sampah. Saking banyaknya sampah, saya sempat khawatir jangan-jangan nanti pas bersepeda saya melindas tulang manusia, mengingat kejadian kriminal dan penemuan jasad yang melibatkan hutan UI beberapa waktu lalu, tapi semoga itu hanya imajinasi liar saya saja 

Setelah cukup berkeliling track obat nyamuk, saya memutuskan untuk kembali ke parkiran dan pulang ke rumah. Sepertinya bersepeda ke track hutan UI hari ini paling tidak menghilangkan rasa penasaran saya yang sudah lama tidak bersepeda di dalam track hutan UI.


No comments:

Post a Comment