Monday 4 July 2022

Unboxing dan Impresi Singkat Suzuki XL7 2021 Type Beta AT

Saking lamanya tidak update Blog, saya sampai melewatkan 3 kali kesempatan menulis review mengenai mobil yang pernah saya miliki sebelumnya.

Baiklah, saya mulai dari yang paling update yang saya miliki saat ini, yaitu Suzuki XL7 2021, Type Beta AT. 


UNBOXING

Mobil datang pada sekitar bulan Februari 2021 lalu, langsung proses unboxing dan impresi singkat saya mulai sektor eksteriornya.


XL 7 ini ibarat All New Ertiga dikasih otot plastik. Tapi walaupun begitu banyak perbedaan diantara keduanya, bukan cuma tempelan plastik, antara lain;

- Lampu utama full LED

- DRL Led otomatis (yang akan mati jika kita nyalakan lampu utama)

- Spoiler bumper bawah sporty dengan aksen ala SUV kekinian

- Roda lebih besar dikit (Ring 16 vs Ring 15)

- List fender, biar ala-ala SUV gitu. Walaupun terlihat sepele, tapi sebenarnya ini penolong jika ada serempetan kecil, tidak langsung kontak ke body melainkan ke fender plastik ini.

- Roof rail. Ini fitur yang sangat bermanfaat, kalau lagi mudik full team, barang-barang bawaan bisa ditaruh di rak atas, jadi tidak mengganggu ruang kabin.

- MID lebih banyak fiturnya dan yang penting ada indikator suhu mesin yang sangat berguna bagi saya, mengingat saya pernah mengalami kasus overheat di mobil saya sebelum ini.

- Interior All Black, dengan jok kombinasi antara bahan kain dan kulit imitasi. Sementara itu di sisi dashboard dan door trim terdapat aksen carbon fiber imitasi. Aksen carbon imitasi ini sebenarnya sangat aneh menurut saya dipasang di kelas low mpv (atau low suv klaimnya) dengan konfigurasi 7 penumpang. Jadinya kayak modif-modifan orang yang baru nonton Fast and Furious seri pertama. Saya pribadi sebenernya lebih suka aksen kayu dan kombinasi warna beige seperti interior All New Ertiga.

Setelah selesai menyimak sisi exterior XL7, sekarang lanjut ke bagian dalam, alias interiornya. Seperti sudah sedikit saya ulas di atas, tema interior XL7 adalah All Black dengan aksen carbon fibre di dashboard dan doortrim. Agak aneh dan maksain memang mobil keluarga segmen Low kok pake carbon imitasi. Lebih sedap dipandang mata aksen kayu (walaupun imitasi) seperti di kakak kandungnya, yaitu All New Ertiga. Walaupun begitu, kesan kabin yang luas sangat terasa. Melihat sisi bagian dalam kabin, saya langsung bisa memperkirakan bahwa ketika traveling dengan seluruh anggota keluarga (4 orang) plus barang bawaan, mobil masih terasa sangat lega.

Mobil Suzuki pertama (atau Suzuki pertama yang telah dibeli pakai uang sendiri, karena Suzuki pertama saya adalah Jimny 4WD hasil pembelian orang tua) adalah Suzuki Ertiga GX 2014. Di mobil Ertiga ini melampui ekspektasi saya di kelas Low MPV. Jok tebal dan nyaman, dashboard dan dootrim yang terasa solid tidak kempes kalau ditekan, kekedapan yang baik, meskipun kabin terasa sempit dan tidak ada fitur lebih. Nah, di XL7 ini saya merasakan sebuah sensasi nilai plus dan minus sekaligus dibanding mobil Ertiga saya sebelumnya. 


Nilai plus yang saya rasakan di XL7 ini dibanding Ertiga lama saya:

- Dimensi body yang sedikit lebih besar, tentu membuat ruang kabin akan menjadi lebih lapang. Tapi sebenarnya ruang kabin yang lebih lapang tidak serta merta karena dimensi body yang besar, tapi pengurangan ukuran tebal jok juga menyumbang ke ukuran kabin menjadi lebih lapang.

-  AC dengan pengaturan suhu udara digital (bukan cuma garis strip seperti mobil BRV lama)

- MID Digital dengan banyak tampilan.

- Walaupun kapasitas mesin lebih besar, tapi XL7 ini bisa lebih irit daripada Ertiga lama saya.

- Stabil, bahkan tetap stabil sampe tembus kecepatan maksimal 170 kpj, mirip-mirip Honda BRV saya dulu stabilnya. Beda dengan Ertiga lama saya dulu yang saya berani cuma 140 kpj maksimal, karena lebih dari 120 kpj sudah terasa mengayun dan bergetar setirnya.

- Sudah tidak ada lagi aroma gosong akibat catalic converter kebakar ketika lari lebih dari 120 kpj.

- Roof rail, jelas membantu untuk memasang rak barang tambahan ketika lagi traveling dan membawa barang-barang tambahan.

- Fitur safety tambahan seperti ESP (Electronic Stability Program). ESP yang saya rasakan langsung dampaknya adalah mobil tetap ada terasa engine brake ketika turunan panjang (jalan tol Ungaran-Semarang misalnya), padahal mobil saya matic. Selain ESP ada juga Hill Hold Control, yang berfungsi sebagai penahan sementara ketika tanjakan supaya mobil tidak ngeloyor ke belakang. 

- Head unit standard yang sudah support bluetooth dan juga kamera mundur yang terintegrasi.


Ada plus, ada pula minusnya. Nah, minus yang saya rasakan di XL7 ini dibanding Ertiga lama saya adalah:

- Build quality keseluruhan yang berkurang drastis, mulai dari build quality exterior hingga interior. Untuk exterior sebut saja: kualitas cat yang kurang baik, body terasa lebih tipis gampang banget dekok, sudah mulai timbul beberapa bibit karat di dekat handle pintu padahal mobil masih baru berjalan 1,5 tahun. 

- Sisi interior masih bagusan dan mewahan Ertiga lama. Kekurangan pada sisi interior XL7 adalah bahan dashboard terasa lebih tipis dibanding Ertiga lama (walaupun ga setipis BRV), berikutnya pemakaian jok yang lebih tipis dibanding Ertiga (sumpah, jok Ertiga lama ini enak dan nyaman betul, tebal seperti jok Grand Vitara saya) pemakaian jok tipis tentu menyumbang ruang kabin menjadi lebih lega walaupun joknya ga setipis (lagi-lagi) BRV saya dulu hehehe.

- Kekedapan kabin masih jauh lebih senyap Ertiga lama. Di XL7 masih masuk suara dengungan ban.


Sebagai pembanding langsung, XL7 ini sebagai pengganti mobil Grand Vitara 2400cc. Memang enak mobil ini, serasa naik Tank cap Suzuki, tapi ya itu selain menjadi Sahabat Pertamina, biaya perawatan pakai Grand Vitara selama 2 tahun dapat Yamaha N-Max baru. Ganti XL7 langsung terasa ekonomisnya, yang sebelumnya Grand Vitara bbm 450.000 (Pertalite), kini XL7 dengan biaya bbm yang sama bahkan pakai Pertamax,  bisa tembus sampai Blitar, selisih 400km lebih jauh!!

Secara keseluruhan, impresi yang saya dapatkan dari XL7 ini sudah cukup memenuhi kebutuhan saya untuk mobil keluarga yang ekonomis tapi nyaman dipakai traveling jauh. Walaupun memang tidak sampai melampaui ekspektasi seperti Ertiga GX saya dulu, tapi cukup memenuhi rasa sudah senang. 

Demikian artikel Impresi singkat XL7 saya. Semoga dapat dijadikan referensi teman-teman semua.

Salam








No comments:

Post a Comment