Saturday 17 October 2015

Sandboarding di Gumuk Pasir Parangkusumo, Jogja

Sebenarnya Sandboarding ini sudah beberapa bulan lalu saya lakukan, tetapi baru sempat saya tulis sekarang.

Niatan untuk bermain sandboarding di Gumuk Pasir Parangkusumo sudah terkumpul sejak sepulang dari perjalanan liburan di Jawa Timur yang lalu. Tetapi saya urungkan niat untuk bermain di sana di karenakan waktu yang tidak memungkinkan dan saya tidak membawa goggle andalan saya. Niat baru bisa terlaksana setelah sepulang mudik lebarang lalu.

Seperti biasa, setiap perjalanan ke arah atau dari Jawa Timur saya selalu mampir di Solo untuk transit. Biasanya setiap mampir ke Solo saya selalu menyempatkan diri untuk ke Umbul Ponggok Klaten untuk snorkeling di air tawar, tetapi perjalanan kali ini saya tidak mampir ke Umbul Ponggok Klaten. Saya mau mencoba Sandboarding di Gumuk Pasir Parangkusumo, Jogja. Dari awal berangkat mudik saya memang tidak berniat untuk snorkeling, perlengkapan snorkeling saya tinggalkan di rumah. Saya cukup membawa goggle andalan saya (yang saya gunakan juga untuk bermain Downhill).

Pada awalnya saya mengajak keponakan saya untuk ikut serta, tetapi ternyata keponakan saya sedang ada jadwal bimbingan skripsi di kampusnya. Terpaksa saya berangkat sendirian ke Jogja.
Rencana awal berangkat dari Solo pagi-pagi buta, kurang lebih jam 3-4 pagi, sehingga sampai sana cukup pagi untuk membuat video timelapse matahari terbit dari balik bukit. Tetapi rencana tinggal rencana, saya baru terbangun jam 9 pagi, hehehehe...

Setelah siap-siap, saya baru berangkat dari Solo jam 10. Perjalanan dengan mobil menempuh waktu kurang lebih 2 jam. Dari Jogja kita tinggal mengikuti arah ke Pantai Parangtritis. Lokasinya pun sangat mudah ditemui. Dari gerbang Pantai Parangtritis kurang lebih 2KM setelahnya ada jalan ke kanan (ada sebuah hotel di hooknya, tapi saya lupa nama hotelnya). Tinggal lurus sedikit, sampai kita ketemu sebuah gapura tua, disitulah tempatnya. Paling gampang sih tanya ke petugas tiket pada saat kita melewati gerbang masuk area parangtritis tadi.

Alternatif lokasi Sandboarding lain adalah tepat persis di sisi kanan jalan raya Parangtritis. Tidak sampai pertigaan yang disebutkan oleh petugas gerbang tadi. Lokasinya langsung terlihat dari jalan raya, karena kebetulan gumuknya juga persis di pinggir jalan dan ada papan petunjuk untuk bermain sandboarding. Tetapi saya memilih untuk mengikuti arahan dari petugas tiket tadi, mungkin lain kali saja saya mencoba lokasi ini.

Sesampainya di lokasi, tidak terdapat tempat khusus yang menunjukkan lokasi sandboarding. Setelah gapura tua tadi, terdapat beberapa warung yang bertuliskan Gumuk Pasir, Parkir dan Foto Prewedding, nah disitulah tempatnya. Kita bisa parkir kendaraan kita disitu, tidak ada tarif khusus untuk masuk area tersebut. Kita hanya membayar parkir dan sewa papan saja.

Tarif sewa papan di tempat yang saya kunjungi sebesar Rp. 75.000/jam (sudah termasuk wax), Parkir Rp.15.000 kalau tidak salah dan fasilitas mandi Rp. 5.000.

Sekilas mengenai Gumuk Pasir Parangkusumo. Gumuk sendiri artinya adalah tumpukan atau gundukan. Secara harfiah memang Gumuk Pasir adalah gundukan-gundukan pasir di tengah lautan pasir di Parangkusumo. Gumuk Pasir Parangkusumo berada di antara Pantai Parangtritis dan Pantai Depok. Proses terjadinya gurun pasir ini tidak lepas karena pohon gumuk pasir parangkusumo yogyakartaadanya Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Kali Opak, Kali Progo dan Pantai Parangtritis. Gundukan pasir yang mengumpul merupakan material yang berasal dari abu vulkanik gunung yang terbawa oleh aliran Sungai Opak, Sungai Progo dan sungai-sungai lainnya hingga akhirnya sampai ke Pantai Parangtritis. Kemudian di sini material vulkanik tersebut terombang-ambing oleh ombak hingga akhirnya terkikis dan berubah menjadi debu-debu halus yang akhirnya sampai ke tepi pantai dan dengan mudah dapat diterbangkan oleh angin. Karena proses yang secara terus-menerus tersebutlah hingga terbentuk gundukan pasir yang terkumpul di daratan sepanjang pantai Parangtritis dan Pantai Depok. Gumuk Pasir Parangkusumo tersebut akhirnya semakin melebar dan tinggi akibat tiupan angin secara terus-menerus. Gumuk Pasir Parangkusumo atau dikenal dengan padang pasirnya Yogyakarta terbentuk selama ribuan tahun. Selain objek wisata, gumuk pasir ini juga dijadikan objek penelitian. Bahkan rencanaya Gumuk Pasir Parangkusumo akan dimasukkan dalam daftar Unesco World Heritage karena merupakan fenomena alam yang tidak biasa dan hanya ditemukan satu-satunya di Asia Tenggara.  Memiliki luas sekitar 2 km dari muara Pantai Parangtritis dan Pantai Depok bermain gumuk pasir parangkusumo yogyakartamenjadikan Gumuk Pasir objek yang indah bagi para fotografer. (*sumber)

Saya pun langsung bersiap-siap, tidak lupa sedikit pemanasan dan stretching untuk mengurangi cedera. Karena saya tahu pasti nanti akan banyak jatuh berguling-gulingan. Sebelum meluncur jangan lupa untuk memberikan wax secara merata di permukaan papannya, karena wax inilah kunci kelancaran meluncur kita.

Berhubung lokasinya yang sangat luas dan benar-benar seperti padang pasir, jadi ada banyak titik bukit yang bisa kita pilih untuk meluncur. Sebaiknya untuk pemula pilih bukit yang tidak terlalu curam atau tinggi.

Awalnya saya sangat percaya diri, karena ketika SMA saya pernah bermain skateboard, jadi bermain sandboarding pasti tidak terlalu sulit pikir saya. Ternyata saya pun tetap berguling-gulingan pada awal mencoba dan baru bisa lancar setelah dua-tiga kali percobaan.





Seharusnya saya tetap pada rencana awal yaitu berangkat dari Solo pagi-pagi buta sehingga sampai di Gumuk Pasir masih pagi dan segar, bukannya siang bolong seperti ini. Bermain di Gumuk Pasir pada siang hari jelas tidak disarankan, kecuali kita mau kaki kita jadi seperti krupuk goreng pasir. Kaki saya sempat kejeblos pasirnya dan itu rasanya seperti disiram air panas.

Sebenarnya masih belum puas, karena masih sedikit area yang mau dijelajahi. Tapi saya tidak kuat lagi. Apalagi hanya pakai sendal jepit seperti ini, datang ke Gumuk Pasir di siang hari bolong benar-benar membakar kaki. Akhirnya harus puas main hanya satu jam dan kembali lagi ke Solo, karena saya ada kegiatan lagi sore harinya.

Saya pasti akan datang lagi ke Gumuk Pasir di perjalanan berikutnya. Tapi yang pasti tidak di siang bolong, mungkin pada pagi hari atau sore hari.

No comments:

Post a Comment